Lamanku

Hard_Men (the strong boy)

Solok, Sumatra barat, Indonesia

Jumat, 27 Juli 2012

~ALAMATPALSU~ (Misteri sebuah perkenalan)


~Alamatpalsu~
(Misteri sebuah perkenalan)

Aku masih ragu, antara berkeinginan iya atau tidak untuk sekedar menekan  tombol enter pada sebuah permintaan berpacaran di akun facebook sebuah web jejaring sosial terheboh zaman ini, namanya saja sudah facebook walau sering salah menyebutnya menjadi “fa-ce-bo’ok”, yah terpeleset sedikit sudah jadi salah makna wajarlah keterampilan berbahasaku not well tidak begitu bagus padahal ada keinginan kuat aku bisa melancong ke negeri asing untuk melanjutkan studi usai lulus tahun ini. Walau sekedar mimpi tapi itulah harapan sebuah hak yang wajib di miliki manusia, tanpa mimpi apalah jadinya hidup ini, tanpa sebuah harapan mau di bawa kemana badan ini, itulah dua buah kalimat yang kupegang sampai saat ini.
Aku masih ragu, belum lama ini sesosok gadis kecil berteman denganku, seperti biasa aku mengonfrimasi masuk orang-orang yang ingin berteman denganku, gadis ini menjadi orang yang ke 1001 dalam daftar teman-teman facebook, sebuah jumlah yang ketika aku mendengarnya akan terbayang kisah-kisah 1001 malam yang kerap kakek ceritakan sebelum beranjak tidur. Pesan pertama gadis itu muncul sedetik setelah terkonfrim , aku terkejut dan merasa aneh ada saja orang yang bisa menulis 3 paragraf dalam jangka waktu yang super cepat, aku rasa untuk copy paste pun akan memakan waktu lebih dari 1 detik, tapi sudahlah itu bukan urusanku, ada tiga judul yang mewakili tiap paragraf, tertulis paragraf.
Perkenalkan
            Aku bukan kamu,aku bukan ayah,ibu atau temanmu, aku bukan mereka, dan aku bukanlah orang yang kau kenal atau bahkan bisa kau kenal, tapi aku mau kau mengenali aku..kenali aku mohon...
Percayalah
            Kau boleh tak percaya padaku tapi izinkan aku percaya padamu, mungkin percaya saja tidak cukup,tapi aku mau kau gerakkan tangan serta kakimu agar aku benar-benar percaya kalau kau percaya....
Tolonglah
            Sesudah kau mengenali aku,dan percaya padaku  aku mohon dengan perintah air mata tolong dan kembalikan aku padanya...
Seperti  biasa aku hanya menganggap pesan itu sebuah sapaan perkenalan atau ucapan ringan yang kerap aku terima dari teman sezamanku, sampai pukul 20.00  dari waktu mulai online selepas isya’ , sudah masuk 111 pesan baru, namun ketika kursor mendetek pesan 101 di antaranya adalah pesan dari gadis itu ntah, siapa namanya aku sulit menyebutnya, tertulis jelas hanya  sebuah tanda “!” (seru)...akan terasa aneh jika harus menyebutnya si seru dan aku rasa dia tidak seru, lebih tepat menakutkan dan memang menakutkan setelah ku share  malam itu juga dalam skala yang lebih besar jelas terlihat foto profilnya sebuah batu nisan berbahan marmer cina halus. yang aku tidak habis fikir bagai mana dia bisa mengetahui alamat akun yang kupunya, kalaupun tau, tapi dari siapa?, siapa yang akan memberi tau? kalau pertemanannya saja hanya 1 yaitu aku!,
Atau mungkin dia pengguna baru? Dan mengacak nama di pencarian kebetulan namaku yang di dapatnya, ahh ntah lah aku tak ingin pusing hanya karena dia, toh siapa dia. Aku tak kenal.
Belum kumatikan walau saat ini krisis baterai aku tetap bangga karena kemampuan Acher11in ku bisa sampai 10 jam setelah itu pasti mati , aku belum bisa tidur, air ludah terasa sangat kering dengan santai ku teguk segelas  putih di atas meja,sembari membilas kerongkonganku, mungkin selang beberapa menit.
Muncul secara berurutan pesan-pesan baru masih dari gadis yang sama, tapi kali ini jumlahnya mencapai ribuan bisa di perkirakan dalam satu detik bisa 3 sampai 4 pesan. Aku bertanya-tanya sebenarnya apa sih maunya? Apa sekedar iseng atau tak tau caranya berkomunikasi yang baik dengan orang yang baru saja di kenalnya. “arrggghh”, aku semakin geram di buatnya, mutku sudah tak enak lagi chat-pun sudah semakin sepi penghuninya, mungkin karena malam dan mereka harus bekerja esok hari dan akupun harus sekolah , sesegeera mungkin aku menata tubuhku dalam bungkusan selimut malam dan pulas tanpa memikirkan beban stigma yang tadi menggangguku.
Malam dingin dari sela-sela lipatan papan kamar terasa angin berhembus deras membawa kesungguhan kalau waktu sudah semakin malam, malam tanpa suara tawa adiku yang acap kali merengek,suara ibu yang tertawa karna bergosip dengan televisi dan suara motor butut ayah yang menderu-dera memecah belah kesunyian. Benar-benar hening sampai di sebuah lorong-lorong yang aku kenal ini seperti di sebuah labirin kuno zaman yunani, sejauh mata memandang hanya celah-celah rerumputan yang berkelebat di depan mata. Diamana,dimana ini? Tempat apa ini? Aku bertanya-tanya. Sebelum pertanyaan itu mencuat dari bibirku, sempat sekilas tampak seseorang dari kejauhan berbaju terusan putih,bersih,bercahaya bahkan kontras kulitnya nyaris sepadan dengan warna bajunya. Seorang gadis ya, itu pasti seorang gadis yang jika di kira-kira berumur 10 tahun lebih muda dariku, tapi yang membuatku aneh dia berpenampilan tak layangnya seperti orang biasa, malah terkesan norak dengan dandanan seperti mau agustusan, gelakku dalam hati.
Dengan rambutnya yang panjang terurai dan di seret bagai sapu ijuk rumahan, ia terus berjalan sampai akhirnya lampu penerang padam dan dia menghilang, aku terkejut selang satu setengah menit hidup kembali dengan keadaan yang lebih berbeda. Yang jelas hanya ada 1 pintu di depan hidungku, sekilas pintu tersebut seperti pintu kemana saja ala doraemon aku terkekeh-kekeh sembari tetap serius.  Aku kembali bertanya-tanya sebenarnya ada di mana ini? Tempat apa ini? Namun sesosok hitam kelam muncul dari balik pintu, wajahnya asing,kulit luarnya mengelupas licin tubuhnya berair bahkan ia tak seperti manusia malah seperti VoldeMord pemeran iblis dalam film HarryPotter sungguh menakutkan tak bisa ku gambarkan bagaimana jadinya diriku ini bila di terkam oleh mahluk bergigi ganjil yang tajam ini, mulutku menganga, wajahku nanar sayu-sayu takut,mataku seakan mengelupas. Kemudian dengan rasa yang semakin gila kuku-kukunya yang tajam dan bernanah merenggut kepalaku, imanku seakan goyah hanya diam dalam keheningan misteri gila ini. Aku takut,seakan ingin berteriak tapi tak bisa,seakan suraku di hisap oleh kesunyian, seperti ada yang memperkecil volume suaraku sehingga sampai urat leherku tak mampu lagi berdendang. Di hadapannya aku terpaku tapi tiba-tiba ia menyodorkan secarik kertas dengan sebuah alamat bertulis di dalamnya, jl. Tanah abang. Kemudian dengan perlahan dan pelan tangannya mulai turun dari kepalaku, ia bersuara serak dan berkata “ikuti aku.. lewat pintu yang aku tak tau akan kemana ia menarik tanganku lembut seakan seperti seorang raja yang turun dari pelataran kereta kerajaan, aku melangkah sesaat hawa dingin menyergap deras hembusan angin dari pintu itu kencang sekali, perlahan dia bukakan  pintunya dan menari masuk, kencang sekali tarikannya aku terpeleset jatuh ternyata pintu itu adalah sebuah jurang hitam  pikiranku buyar tubuhku menghantam dasar jurang.
Rasanya sakit sekali, aku tersadar aku jatuh dari dipan, selimut panjang telah membelit leherku, memar merah lebam-lebam terasa jelas dari seluruh bagian lenganku.  Tampaknya hari sudah siang,matahari menyemburat dari celah-celah gunung, untungnya hari ini adalah hari minggu, jadi aku bisa berleha-leha dan melakukan aktivitas sesukaku.
Masih terbayang jelas bagaimana, mimpi itu menyergapku semalam. Benar-benar menyeramkan. Sesaat setelah notebook ku on dan di refresh beberapa kali. Aku memulai aktivitas mayaku dengan orang-orang yang sudah atau bahkan belum aku kenal, kami berdiskusi,bercerita dan berbagi pengalaman tentang kehidupan sehari-hari banyak teman “face” ku berasal Thailand, Singapura,dan Malaysia  mereka menarik dan kami bercerita tentang banyak hal, dari hobi,aktivitas di rumah,sekolah bahkan sampai kehidupan pribadi memang mengasikanaa berbicara dengan orang yang tidak ada di depan mata.
Sungguh aku terkejut, gadis itu kembali menyusup ke dinding faceku, dan mencantumkan sebuah alamat yang benar-benar tanpa ku duga, alamat yang serupa dengan alamat yang di berikan seseorang dalam mimpiku semalam, Jl. Tanah abang? Sebuah alamat yang aku tak tau di mana letaknya, yang aku tau nama jalan ini ada di jakarta pusat wilayah Metro Tanah Abang, dan apa hubungannya dengan tempatku tinggal sekarang? Banyak pertanyaan yang tak bisa ku jawab dalam misteri ini. Semua pertanyaan ini menjadi kemelut bagiku.
Di tengah perjalanan pulang sekolah, di atas bus aku sebangku dengan seorang tua yang aku harap orang yang tau tentang wilayah kota yang aku tempati ini.
“ma’af, pak..boleh saya bertanya”?, aku mulai pembicaraan,
Dengan sungut-sungut jenggotnya yang rimbun. Ia menjawab “ya,ono opo?
“apa bapak tau Jl. Tanah Abang, itu dimana?, tanyaku tanpa basa basi.
“jl. Tanah abang? Dengan wajah keheranan,ia seperti berfikir.
“iya pak jl. Tanah abang, apa bapak tau? Ku ulangi pertanyaannya, dengan raut penuh selidik.
“tau, kenapa? Jawabnya dengan pertanyaan.
“gak, cuman ingin tau saja”, suaraku santai.
“kebetualan saya mau kesana, kamu mau ikut?, tawarnya kepadaku.
“ee..ee..iya pak”, seruku dengan ragu-ragu.
“baik, nanti turun denganku”, ucapnaya dengan suara merendah,
Aku mengangguk mengiakan, dan akhirnya kami berdua jadi terdiam satu sama lain. sepanjang perjalanan perasaanku tidak enak ada sesuatu yang membuatku janggal sampai mebuat dudukku tak tentu lagi. Tanpa dirasa kami telah sampai di tujuan, tapi anehnya mataku tak menemukan rumah,atau gubuk tempat kami berdiri, hanya rumput dan semak-semak belukar, sebuah palang gapura dan jalan setapak terlihat di seberang jalan.
“ma’af pak, sebenarnya kita kemana? aku mulai curiga dengan seorang tua ini,
“kau bilang mau ke Jl. Tanah abang kan!, jawabnya aneh,
“iya tapi, saya tak melihat jalan besar di sini”, ucapku dengan nada tinggi, ia memandangku seperti orang aneh,”sudah ikuti saja!, perintahnya.
“Tidak!,kalau saya boleh tau, anda mau kemana? seketika ku hentikan jalan.
“aku sebenarnya akan pergi, ke pemakaman anakku ayu”,kebetulan  seperti alamat yang kau pinta tadi ini tempatnya”, ia sempat menarik tanganku keras dan kasar.
“oh”, aku terkejut, ternyata alamat itu, yang di sebut tanah abang, ternyata tempat pemakaman. Tanahnya merah dengan batu nisan bermacam bentuk mencuat dari tanah.
Pikiranku menjadi tak tentu, kenapa ini bisa terjadi, seorang  anak gadis yang telah meninggal, bagai mana bisa memberiku alamat palsu seperti ini. Apa maksudnya?? Seorang tua itu, hanya diam melihatku cuap-cuap seperti orang aneh. Tiba-tiba aku kembali di kejutka dengan suara dentang chat di hp ku, dengan nanar pesan dari gadis itu kembali menyeruak di dinding face ku, denagn kalimat terakhir yang menggunakan huruf kapital “terimakasih sudah mau mampir”. Tanpa pikir panjang aku pergi dan tak mempedulikan seorang tua itu, hari semakin sore bayangan keanehan menyeruak di pikiranku, tapi aku sempat terhibur dengan suara musik bus yang mendendangkan sembayu lagu terbaru Ayu Ting-Ting. “Alamat Palsu”.
“kesana..kemari mencari alamat ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

syukran